Gangguan Penolakan Makan (Anoreksia Nervosa)

Oktober 20, 2007

 

2.jpg

 

Siapa sih yang gak ingin memiliki tubuh langsing?? Pasti semua orang menginginkan tubuh yang sehat dan langsing. Apalagi kaum hawa. Tapi kenapa ya kadang-kadang wanita menempuh jalan yang saah demi mendapatkan tubuh yang langsing. Salah satu contoh yang berhubungan dengan hal tersebut adalah Anoreksia Nervosa yang merupakan gangguan perilaku yang berkaitan dengan penolakan makan.

Gangguan Anoreksia Nervosa merupakan merupakan contoh yang amat khas dimana gangguan pada sistem tubuh dipengaruhi oleh adanya oleh adanya faktor psikis. Menurut Belloni, penderita gangguan ini mempunyai faktor pendukung yang merintangi adaptasi yang cepat dan efisien serta menghasilkan sikap bertahan terhadap sensasi tubuhnya, selain itu mereka akan sulit bertoleransi terhadap sesuatu. Penderita Anoreksia Nervosa mengalami kemunduran atau bahkan terhentinya perkembangan kepribadian sejak fase oral (Sigmund Freud’s). Hal tersebut antara lain tercermin dari kegagalan integrasi sensasi tubuh yang normal sebagai akibat trauma psikologis yang dialaminya pada masa kanak-kanak. Penderitanya memiliki dorongan spontan untuk menurunkan berat badan dan kehendak paksa untuk menjadi kurus walupun sensasi lapar tidak hilang. Anoreksia Nervosa dapat dipandang sebagai reaksi pertahanan terhadap penekanan ego, yang dapat menyebabkan perasaan tak berdaya pada tuntutan kenyataan. Penolakan makanan yang dilakukan oleh penderita Anoreksia Nervosa biasanya dengan cara membuangnya, menyembunyikannya ataupun memuntahkannya dengan sengaja, yaitu dengan cara mengorek kerongkongannya dengan jarinya setelah makan. Ia akan melakukan semua cara-cara yang dapat mempengaruhi pengurangan makan. Nasihat-nasihat dari orang-orang disekitarnya untuk memperbaiki kondisi yang dialaminya seakan-akan didengar dan dan dituruti walaupun sebenarnya tidak pernah dilaksanakannya. Penderitanya akan berbohong dan secara cerdik ia akan mengelabui orang disekitarnya. Penderitanya akan tampak aktif bergerak, berpakaian tebal agar terlihat gemuk, dan akan berhias untuk menutupi wajahnya yang pucat. Walaupun tubuhnya sudah sedemikian kurusnya ia akan selalu merasa dirinya terlalu gemuk.Gangguan yang timbul pada penderitanya antara lain berupa kurusnya tubuh (emasiasi), tidak mengalami menstruasi (amenorea) dan gangguan pencernaan. Gangguan emasiasi tahap pertama biasanya timbul sampai penderita menurunkan berat badan 20%-40%. Selanjutnya bahkan hingga dapat tinggal tulang berbalut kulit saja, kulit akan kering dantidak elastis lagi. Sangat kurangnya makanan yang dikonsumsi yang berakibat rendahnya asupan zat gizi akan berakibat terganggunya metabolisme tubuh. Gangguan tersebut juga menyerang sistem reproduksi dimana penderitanya akan tidak mengalami siklus menstruasi (amenorea). Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kalori dalam makanan sehari-hari. Gangguan saluran pencernaan terlihat pada adanya lidah yang kotor, perasaan pahit dimulut, menurunnya motilitas (pergerakan) usus (timbul sebagai perut kembung, konstipasi). Denyut nadi lambat serta tekanan darah yang menurun. Gejala penyerta lainnya antara lain rambut yang kering, kuku yang rapuh, tidak tahan terhadap dingin (lapisan lemak yang sangat tipis), dan badan yang bertambah lemah. Penderita anoreksi nervosa memerlukan pengobatan yang menyeluruh dan kerjasama dari semua pihak. Pengobatannya selain ditujukan untuk mengoreksi defisiensi gizi nya dan mengatasi gangguan pada metabolisme tubuhnya yang terpenting lagi yaitu dengan psikoterapi untuk mengatasi pola kepribadiannya, rasa takutnya terhadap masa lampau, serta sikap menolak yang timbul dari kekauan emosionalnya. Dalam pemantauan pengobatannya, dianjurkan untuk tidak menimbang penderitanya untuk menimbang berat badannya untuk menghindarkan mekanisme pertahanan pasien terhadap usaha menambahan berat badan yang sedang dijalani. Hal yang cukup penting yang juga diperlukan dan turut menunjang adalah kesabaran. Mengingat kondisi ini telah berlangsung cukup lama dan meibatkan faktor internal (psikis) maka kasabaran dari semua pihak dalam memberikan pengobatan pada penderita sangatlah penting agar tujuan pengobatan dapat dicapai dan dapat memberikan hasil yang terbaik pada penderitanya.

 

 

 

Satu Tanggapan to “Gangguan Penolakan Makan (Anoreksia Nervosa)”

  1. jokocahyono Says:

    Buset Deh,,,, Ni Kebiasaan serem amat. Padahalkan bisa ngerugiin kita yang ngalamin. Eh lus tp keren jg deh klo diliat2 mirip lo. Jgn2 lo terinspirasi pas lo lagi bercermin. Cz mirip lo bgt,,,, kyanya!!!!!!!!!!! He…..3x


Tinggalkan komentar